Judul buku: Syekh Bajirum dan Rajah Anjing
Penulis : Fahrudin Nasrullah
Penerbit : Pustaka Pujangga
Cetakan : 1, Februari 2011
Tebal : 142 halaman
Peresensi : S.W. Teofani
http://www.lampungpost.com
MEMBACA kumpulan cerpen tak ubah melakukan tamasya kisah. Kadang kita mendapatkan pengalaman batin pun pengetahuan lahir yang membuat sejenak melancong ke alam cerita yang diwarahkan penulisnya. Begitu pun kisah yang diwedarkan Fahrudin Nasrullah dalam Syekh Bajirum dan Rajah Anjing. Pembaca disuguhi bermacam kisah dengan latar sejarah pada 11 cerpen yang diagitnya. Cerpen satu dan lainnya menyuguhkan tema dan cita yang berbeda, tapi tetap dengan latar sejarah.
Ada dua tema besar yang tertuang dalam beragam judul, yaitu sejarah dengan warna sejarah kolonial dan sufistik Islam yang kental dengan kejawaan. Apa pun tema besarnya, Fahrudin mampu menggiring pembaca lesap dalam cerita yang dibangunnya dalam silang sengkarut permasalahan sang tokoh.
Seperti pada pembuka yang bertitel Surabawuk Megatruh. Pembaca diajak berpikir keras pada perdebatan filsafat yang mengerutkan dahi. Bagi yang tidak akrab dengan cerita-cerita dan tokoh-tokoh besar pesantren seperti Hasan Besari, tentu akan semakin mengernyit dan meraba-raba cerita lain pelengkap pemahaman tentang cerita yang disuguhkan. Beruntung ada catatan kaki yang membantu kita memahami pertanyaan yang menyelinap atas ketidakhafalan kita pada sejarah itu. Meskipun catatan kaki panjang dan kadang menjadi cerita baru yang terpisah masih menyisakan kehausan di sana sini.
Tapi bagi pembaca yang akrab dengan kisah hikmah tokoh-tokoh dunia pesantren dan sejarah, membaca kumpulan cerpen Fahrudin menjadi tamasya nostagik dan arung sejarah yang mengasyikkan. Bagaimana pun latar samping pembaca akan mendapat hal serupa, kembara pengetahuan sejarah dan spiritual.
Kadang kita diajak menyelam pada tokoh sekelas Hasan Besari yang mempunyai kedalaman pemahaman tauhid. Juga tokoh Surabawuk, sebagai tokoh antagonis dalam Surabawuk Megatruh, dengan pemahaman filsafat purna tentang Zat Ilahiat. Mengikuti pertarungan pemikiran keduanya kita seperti bertarung dengan diri sendiri. Hati dan pemikiran tersedot untuk kalimat demi kalimat, frasa demi frasa, yang akhirnya membetot seluruh energi untuk mengkaji lagi ketauhidan yang kita miliki.
Dialog keduanya bukanlah hitam-putih dan benar salah seperti tokoh-tokoh antagonis-protagonis cerpen pada umumnya. Pada setiap perdebatan-baik dari Hasan Basari maupun Surobawuk-mengandung pesan filsafat yang menghujam hati pun pikiran untuk mempertanyakan kembali pemahaman pun perilaku tauhid kita.
Dengan bahasa yang estetis, Fahrudin mampu membunuh kejenuhan pembaca. Meskipun dahi berkerut, dia berhasil menggiring pembaca untuk merasa rugi jika tak menyelesaikan ceritanya.
Penulis tak melukiskan Surobawuk tokoh antagonis yang bermantel salah, tak semua kata-katanya nyasar, banyak makna yang diudarnya membuat kita berkaca pada semua peribadatan pun keyakinan yang sudah mapan. Begitu pun Kiai Hasan Besari. Meskipun dia seorang kiai besar, pada kisah ini tidak disujudi atau diajeni. Dengan mencak-mencak bertabur sumpah serapah Surobawuk mementalkannya pada derajat kesetaraan untuk bertanding pengetahuan.
Pada kisah pertama Fahrudin menutupnya dengan sublimasi yang diserahkan pada imajinasi intelektual pun spiritual pembaca, tanpa menggurui.
Warna kental lain yang ada pada setiap cerpen-cerpen Fahrudin adalah dialetika filsafat dan keyakinan. Membacanya mengingatkan kita pada kitab Jawa Serat Centini yang telah dinovelkan oleh Elizabet Inandiak. Dalam Serat Centini kita diajak mengudal-udal keyakinan kita sampai pada titik manunggaling kawulo gusti.
Dalam kumpulan cerpen ini kita akan melakukan tamasya ruhiah yang ditatah dalam sejarah pun kekentalan dialektika keimanan. Bukan hanya pada cerpen Megatruh Surobawuk, pada cerpen Montel pun kita diajak berdialektika dengan diri sendiri tentang hakikat diri, ruang, sepuluh bayangan diri kita yang mengejawantah dalam laku.
Dalam cerpen Syekh Bajirum dan Rajah Anjing yang menjadi titel kumpulan cerpen ini, pembaca akan mengikuti safari ruhani yang dilakuakan Syekh Bajirum. Di sini kita tidak semata-mata melakukan telusur kata. Ada telisik sejaran perjalanan petualang unggul Ibnu Batuta juga sang tokoh Syekh Bajirum. Selain kita disuguhi data-data sejarah yang membuat pembaca nyaris tak sedang membaca fiksi, tapi menyigi pengetahuan sejarah dalam kembara sastra.
Dilengkapi referensi kitab kuning khas pesantren membuat kita tak hanya melakukan wisata sejarah, juga menjadi seorang santri yang sedang mengulang pelajaran di pondok pesantren yang telah lama ditinggalkan.
Bagi pembaca yang yang mempunyai latar belakang pesantren, kisah ini tak asing. Meskipun tak mengurangi pesona untuk membacanya karena dikemas dalam gaya dan bahasa yang cukup nyastra. Dan bagi pembaca yang baru bersentuhan dengan literatur pesantren, akan menyisakan penasaran untuk membaca lagi kisah lain yang berhubungan dengan cerpen-cerpen ini.
Kumpulan cerpen dengan penghantar Afizal Malna dan diterbtikan Pustaka Pujangga ini pun menghadirkan kisah sejarah Nusantara dan Babad Tanah Jawa, seperti cerpen Memburu Maria Van Pausten, Puputan Walanda Tack, Prahara Giri Kedaton. Cerpen lain yang tak kalah seru, antara lain Nubuat dari Sabrang, Duel Dua Bajungan, Arung Beliung, dan Huru Hara Babarong.
Akhirnya kumpulan cerpen ini sayang dilewatkan bagi para pencinta sastra karena kita tidak hanya mendapatkan cerita pada gugusan kata, banyak makna untuk kita renungkan sebagai jajan pasar kehidupan.
S.W. Teofani, cerpenis
Pelopor Penerbitan Buku di Lamongan, WA: 085 233 316 056 No Rek BRI, Lathifa Akmaliyah 6286-01-028845-53-3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Rodhi Murtadho
Aguk Irawan MN
Agus B. Harianto
Akhmad Sekhu
Anakku Inspirasiku
Anett Tapai
Antologi Puisi Kalijaring
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Awalludin GD Mualif
Beni Setia
Berita Utama
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Buku Kritik Sastra
Catatan
Cover Antologi Puisi Bersama
Cover Antologi Puisi Buwun
Cover Antologi Puisi Empat Kota
Cover Antologi Puisi Kitab Para Malaikat
Cover Antologi Puisi Ngaceng
Cover Antologi Puisi Penyair Perempuan Asas Sihir Terakhir
Cover Antologi Puisi Tunggal ALUSI
Cover Antologi Puisi Wanita Yang Kencing Di Semak
Cover Antologi Sastra Lamongan
Cover Balada-balada Serasi Denyutan Puri
Cover Balada-balada Takdir Terlalu Dini
Cover Jaran Goyang
Cover Jurnal Kebudayaan The Sandour
Cover Kumpulan Cerpen Amuk Tun Teja
Cover Kumpulan Esai Nabi Tanpa Wahyu
Cover Kumpulan Esai Trilogi Kesadaran
Cover Novel Delusi
Cover Novel Kantring Genjer-genjer
Cover Novel KUMALA
Cover Sahibul Hikayat al Hayat
Daisuke Miyoshi
Dari Lisan ke Lisan
Denny Mizhar
Di Balik Semak Pitutur Jawa
Dimas Arika Mihardja
Edisi III
Eka Budianta
Enda Menzies
Esai
Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia
Fahrudin Nasrulloh
Fanani Rahman
Gemuruh Ruh
Gerakan Surah Buku (GSB)
Hasnan Bachtiar
Herbarium
Heri Listianto
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Ibnu Wahyudi
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iskandar Noe
Jawa Pos
Jual Buku
Jurnalnet.com
Kembang Sepatu
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Laksmi Shitaresmi
Lampung Post
Leo Tolstoy
Lintang Sastra Yogyakarta
Liza Wahyuninto
Logo
M. Yoesoef
Mahmud Jauhari Ali
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mashuri
Mazhab Kutub
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
MG. Sungatno
Mohammad Eri Irawan
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Murnierida Pram
Nenden Lilis A
Noval Jubbek
Nurdin F. Joes
Nurel Javissyarqi
Obral Buku Lamongan
Obrolan
PDS. H.B. Jassin
Penerbit PUstaka puJAngga
Pontianak Post
Pringadi AS
Psikologi Fenomenologi Eksistensialisme
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Republika
Resensi
Robin Al Kautsar
S.W. Teofani
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Teater Jerit
Sastra Eksistensialisme-Mistisisme Religius
Sastra Perkelaminan
SastraNesia
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Sihar Ramses Simatupang
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan
Siwi Dwi Saputro
Sofyan RH. Zaid
Suara Karya
Sungatno
Sunu Wasono
Supaat I. Lathief
Suryanto Sastroatmodjo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syeh Bejirum dan Rajah Anjing
Tarmuzie
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tu-ngang Iskandar
Universitas Indonesia
Veronika Ninik
Wawan Eko Yulianto
Welly Kuswanto
Yuditeha
Yuningtyas Endarwati
Zainal Arifin Thoha
Isi Kandungan Buku:
- ** Mulanya #
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (I)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (II)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (III)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (IV)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (V)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (VI)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (VII)
- # Akhirnya *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar