Senin, 08 Agustus 2011

SURAT KEPADA GERILYAWAN*

Herry Lamongan
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com

Satu hal kau benar: besar nyali. Dengan besar nyali itu rasa percaya diri berbiak. Proses kreatif dibangun. Alhasil, puluhan buah karyamu kau bukukan. Kau seleksi kau edit, selanjutnya kau terbitkan dan pasarkan sendiri. Bila Chairil Anwar memilih sesanti sekali berarti sudah itu mati. Kau tidak. Kau seakan berkejaran dengan usia, berkarya demikian banyak, apa pun: puisi, esei, atau sekadar ujaran, kemudian kau lepas ke ruang publik berkitab-kitab, sejak “Takdir Terlalu Dini” hingga yang sekarang ini “Kitab Para Malaikat”.

Umumnya para penulis memulai karir dengan mengirimkan karya ke berbagai media massa. Mungkin kau pun pernah. Sesungguhnya, dengan jatuh bangun, gagal/berhasil lewat media massa itu seorang penulis berkompetisi. Tulisan-tulisannya teruji. Dan hanya penulis bernyali besar yang tahan menghadapi seleksi redaksi media massa. Tampaknya, meski nyalimu pun besar, kau tak mau repot jatuh bangun menempuh jalan publikasi media massa. Kau lebih mengandalkan cara “gerilyawan”, datang ke kantong-kantong kesenian, kampus, juga pesantren, kemari kau jajakan sendiri karya-karyamu. Kau publikasikan buku-bukumu secara langsung dari pintu ke pintu.

Tentang antologi puisi “Kitab Para Malaikat” apa yang bisa saya komentari? Kang Maman S. Mahayana sudah begitu jeli dan panjang lebar mengulasnya. Bagi saya kau tinggal mengunyah-mamah ulasan itu, memilah-memilih bagian yang paling pas, lantas menjadikannya semacam daya dorong untuk meningkatkan kualitas karya-karyamu berikutnya, bukan hanya mengejar kuantitas. Ini langkah lanjut setelah sekian puluh buah tanganmu membuku. Setelah belasan diskusi gerilyamu menegur, menginterogasi, bahkan mengritikmu.

Terasa hampir di setiap puisi dalam antologi “Kitab Para Malaikat” ini ada lompatan-lompatan imaji yang saling bentur, yang tampaknya gagal kau padukan menjadi suatu bangunan puisi utuh. Bahkan dalam sebait puisi (dengan tanda angka romawi) yang hanya dua baris pun, terkesan upaya memanjang-manjangkan kalimat yang justru mengaburkan makna larik itu, misal:

Yang setia menyusuri jalan menapaki pantai hakikat, segera tahu
bunga Wijayakusuma merekah, bagi syarat penobatan Ratu Adil (XVIII).

Seperti pula ketika kau gunakan kosa kata bahasa Jawa, kurang mampu menampilkan citraan yang kuat sebagaimana harapanmu. Sebagai misal periksa larik:

…berkepompong senyawa pucuk daun manunggaling bayu semesta bathin (XIV: IX). Atau larik berikut ini:

…Anggur tumpahkan nurani atas cengkeraman gelisah dirasuki wedi … (XVIII: XCV)

Puisi-puisi dalam “Kitab Para Malaikat” kau tulis dari tahun 1998 – 1999. Jika pada tahun 2007 ini baru bisa diterbitkan, berarti sudah mengendap sembilan tahun. Sudah sublim. Dalam pengembaraan panjangmu selama ini “Kitab Para Malaikat” serta, dan kau ajeg merevisinya. Ketika masih ditemukan beberapa kekurangan di sana, itu hal biasa, karena kata-kata bisa juga tak mampu sepenuhnya menampung gagasan. Atau selera penyaji bertolak belakang dengan selera penikmat.

Tapi, engkau benar, tanpa nyali yang besar seseorang sangat sulit menghasilkan karya, apalagi karya sastra. Dengan cara unik dan nekat engkau telah membuktikan hal itu. Jakarta, Yogya, Jember, Tanjungkarang, Malang dan banyak kota lain pun berhasil engkau jadikan sasaran gerilya. Khas gaya Nurel. Apa pun, benar jua ujaran ini: kekuatanmu adalah kelemahanmu, dan kelemahanmu adalah kekuatanmu. Salam!

*) Epilog KPM (Kitab Para Malaikat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Akhmad Sekhu Anakku Inspirasiku Anett Tapai Antologi Puisi Kalijaring Arti Bumi Intaran Asarpin Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Awalludin GD Mualif Beni Setia Berita Utama Binhad Nurrohmat Brunel University London Buku Kritik Sastra Catatan Cover Antologi Puisi Bersama Cover Antologi Puisi Buwun Cover Antologi Puisi Empat Kota Cover Antologi Puisi Kitab Para Malaikat Cover Antologi Puisi Ngaceng Cover Antologi Puisi Penyair Perempuan Asas Sihir Terakhir Cover Antologi Puisi Tunggal ALUSI Cover Antologi Puisi Wanita Yang Kencing Di Semak Cover Antologi Sastra Lamongan Cover Balada-balada Serasi Denyutan Puri Cover Balada-balada Takdir Terlalu Dini Cover Jaran Goyang Cover Jurnal Kebudayaan The Sandour Cover Kumpulan Cerpen Amuk Tun Teja Cover Kumpulan Esai Nabi Tanpa Wahyu Cover Kumpulan Esai Trilogi Kesadaran Cover Novel Delusi Cover Novel Kantring Genjer-genjer Cover Novel KUMALA Cover Sahibul Hikayat al Hayat Daisuke Miyoshi Dari Lisan ke Lisan Denny Mizhar Di Balik Semak Pitutur Jawa Dimas Arika Mihardja Edisi III Eka Budianta Enda Menzies Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Fahrudin Nasrulloh Fanani Rahman Gemuruh Ruh Gerakan Surah Buku (GSB) Hasnan Bachtiar Herbarium Heri Listianto Herry Lamongan Hudan Hidayat Ibnu Wahyudi Imam Nawawi Imamuddin SA Iskandar Noe Jawa Pos Jual Buku Jurnalnet.com Kembang Sepatu Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Laksmi Shitaresmi Lampung Post Leo Tolstoy Lintang Sastra Yogyakarta Liza Wahyuninto Logo M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mashuri Mazhab Kutub Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri MG. Sungatno Mohammad Eri Irawan Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Murnierida Pram Nenden Lilis A Noval Jubbek Nurdin F. Joes Nurel Javissyarqi Obral Buku Lamongan Obrolan PDS. H.B. Jassin Penerbit PUstaka puJAngga Pontianak Post Pringadi AS Psikologi Fenomenologi Eksistensialisme Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Republika Resensi Robin Al Kautsar S.W. Teofani Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Teater Jerit Sastra Eksistensialisme-Mistisisme Religius Sastra Perkelaminan SastraNesia Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Suara Karya Sungatno Sunu Wasono Supaat I. Lathief Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syeh Bejirum dan Rajah Anjing Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tu-ngang Iskandar Universitas Indonesia Veronika Ninik Wawan Eko Yulianto Welly Kuswanto Yuditeha Yuningtyas Endarwati Zainal Arifin Thoha