Senin, 08 Agustus 2011

Jalaluddin Rumi Lahir di Banyuwangi*

Anett Tapai
http://sastra-indonesia.com

Sajak-sajak (puisi) dalam antologi ini adalah sajak kehidupan. Seperti halnya sastra itu sendiri yang diciptakan oleh kehidupan, maka sastra adalah gambaran kehidupan. Di sini ada kehidupan orang kaya, ada pula kehidupan orang miskin, ada kehidupan orang yang suka mengumpulkan harta saja, ada juga kehidupan orang baik. Yang lebih menarik adalah ada kehidupan orang kota dengan segala gayanya, dan ada pula kehidupan manusia yang penuh dengan kekurangannya.

Jika dipahami secara keseluruhan, antologi ini ibarat miniatur kecil dunia. Segala kajadian terekam dengan baik dalam buku ini. Maka pantas jika saya katakan, membaca buku ini adalah membaca muka dunia. Seperti juga saya melihat muka saya sendiri pada cermin.

Penyair merekam semua itu dalam sebuah kata-kata dan kalimat sehingga bisa dinikmati dengan nuansa yang berbeda. Tetapi, maknanya sangat menusuk. Katajamannya menggambarkan keadaan dunia, membuat penyair seperti seorang fotografer yang selalu mencuri gerak-gerik seseorang setiap detik dan mengabadikannya dalam sebuah gambar.

Semua itu adalah gambaran sebenarnya kehidupan dunia ini.

Semua aspek kehidupan, yang dirasanya sebagai kepincangan, oleh sang penyair disindir cukup tajam. Ada sebuah pengalaman pribadi yang kiranya melatarbelakangi penciptaan seluruh sajak yang ada. Sehingga setiap kata yang dihadirkan sangat fungsional.

Ada tokoh yang digambarkan selalu naik Mercy dan berjalan di jalan hotmix, tetapi ketika mati semua ditingalkannya, termasuk calana dalamnya.

Ini adalah implementasi kehidupan sebenarnya, yang mungkin orang lain akan risih mengungkapkannya. Tetapi, penyair sangat berani.

Penyair juga mengingatkan bahwa hidup bukan hanya senang semata, bukan pula hanya harta semata. Semua itu digambarkan dengan jelas dalam antologi ini. Oleh karena itu, sangatlah tidak benar jika hidup hanya mengejar harta dan kesenangan. Ada Tuhan di balik kehidupan yang harus selalu kita ingat. Sebab, karena dialah yang menghidupkan semua manusia.

Kehidupan hingga kematian sangat realis digambarkan. Sang penyair berhasil membangun sebuah cerita hingga puisinya bisa dinikmati layaknya cerita. Peristiwa seperti kelahiran, percintaan, kesenjangan kaya dan miskin, hingga kematian, digambarkannya dengan sangat hidup dan menyentuh.

Di berbagai kesempatan, sangatlah mudah membedakan puisi dan prosa, tetapi dalam antologi ini sungguh rumit. Nyaris tiada bedanya. Penyair telah membebaskan jiwanya karena dia sadar aturan dalam berkarya adalah pembatasan jiwa. Itulah penyair sejati.

Sajak-sajak di dalam antologi ini, secara pribadi telah menceritakan sebuah perjalanan hidupnya sendiri; yang dimulai dari kelahiran, kemudian tumbuh menjadi anak-anak yang lucu, kemudian menjadi anak dewasa yang mulai mengenal dosa, kemudian menjadi manusia yang penuh dosa, hingga akhirnya semua itu kembali…kembali legi ke awal mula. Laksana siklus kehidupan.

Dilihat dari bentuknya, sajak-sajak dalam antologi ini pada umumnya tidaklah mengikuti konvensi yang ada. Dalam hal ini, konvensi yang berlaku adalah serupa pantun, yaitu empat baris berturut-turut, dan begitu selanjutnya. Akan tetapi, penyair telah keluar dari semua itu. Sehingga kalimat-kalimat di dalamnya sangat mengalir apa adanya.

Rima yang digunakan dalam puisi ini juga sangat bervariasi, tidak lagi menggunakan rima layaknya pantun. Penyair telah membebaskan kata-katanya. Akan tetapi, ada juga yang masih teratur, dan itu justru membuat antologi ini semakin bervariasi. Dari situ terlihat bahwa penyair faham betul tentang kesusastraan.

Dari tema yang dihadirkan, mengingatkan saya kepada tokoh sufi dunia dari Turki, Jalaluddin Rumi.

20 Juni 2009
Anett Tapai (Hungaria) Master bahasa dan sastra Inggris. Menguasai bahasa Ibrani, Asyiri, dan Indonesia. Saat ini, aktif menjadi kritikus sastra Indonesia.
*) pengantar kedua antologi puisi tunggal JARAN GOYANG Samsudin Adlawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Rodhi Murtadho Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Akhmad Sekhu Anakku Inspirasiku Anett Tapai Antologi Puisi Kalijaring Arti Bumi Intaran Asarpin Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Awalludin GD Mualif Beni Setia Berita Utama Binhad Nurrohmat Brunel University London Buku Kritik Sastra Catatan Cover Antologi Puisi Bersama Cover Antologi Puisi Buwun Cover Antologi Puisi Empat Kota Cover Antologi Puisi Kitab Para Malaikat Cover Antologi Puisi Ngaceng Cover Antologi Puisi Penyair Perempuan Asas Sihir Terakhir Cover Antologi Puisi Tunggal ALUSI Cover Antologi Puisi Wanita Yang Kencing Di Semak Cover Antologi Sastra Lamongan Cover Balada-balada Serasi Denyutan Puri Cover Balada-balada Takdir Terlalu Dini Cover Jaran Goyang Cover Jurnal Kebudayaan The Sandour Cover Kumpulan Cerpen Amuk Tun Teja Cover Kumpulan Esai Nabi Tanpa Wahyu Cover Kumpulan Esai Trilogi Kesadaran Cover Novel Delusi Cover Novel Kantring Genjer-genjer Cover Novel KUMALA Cover Sahibul Hikayat al Hayat Daisuke Miyoshi Dari Lisan ke Lisan Denny Mizhar Di Balik Semak Pitutur Jawa Dimas Arika Mihardja Edisi III Eka Budianta Enda Menzies Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Fahrudin Nasrulloh Fanani Rahman Gemuruh Ruh Gerakan Surah Buku (GSB) Hasnan Bachtiar Herbarium Heri Listianto Herry Lamongan Hudan Hidayat Ibnu Wahyudi Imam Nawawi Imamuddin SA Iskandar Noe Jawa Pos Jual Buku Jurnalnet.com Kembang Sepatu Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Laksmi Shitaresmi Lampung Post Leo Tolstoy Lintang Sastra Yogyakarta Liza Wahyuninto Logo M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mashuri Mazhab Kutub Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri MG. Sungatno Mohammad Eri Irawan Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Murnierida Pram Nenden Lilis A Noval Jubbek Nurdin F. Joes Nurel Javissyarqi Obral Buku Lamongan Obrolan PDS. H.B. Jassin Penerbit PUstaka puJAngga Pontianak Post Pringadi AS Psikologi Fenomenologi Eksistensialisme Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Republika Resensi Robin Al Kautsar S.W. Teofani Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Teater Jerit Sastra Eksistensialisme-Mistisisme Religius Sastra Perkelaminan SastraNesia Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Sihar Ramses Simatupang Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Suara Karya Sungatno Sunu Wasono Supaat I. Lathief Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syeh Bejirum dan Rajah Anjing Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tu-ngang Iskandar Universitas Indonesia Veronika Ninik Wawan Eko Yulianto Welly Kuswanto Yuditeha Yuningtyas Endarwati Zainal Arifin Thoha